Rabu, 24 April 2013

Penyakit kecemasan tingkat tinggi(anxietas)

Catatan pribadi&umum:

Penyakit Anxietas [Rasa Cemas
Berlebihan]
Kategori: kesehatan
Penyakit Anxietas [Rasa Cemas
Berlebihan] - Rasa khawatir, gelisah,
takut, waswas, tidak tenteram, panik dan
sebagainya merupakan gejala umum
akibat cemas. Namun sampai sebatas
mana situasi jiwa berupa cemas itu dapat
ditoleransi oleh seorang individu sebagai
kesatuan utuh. Karena seringkali cemas
menimbulkan keluhan fisik berupa
berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala,
bahkan gangguan fungsi seksual dan
beragam lainnya.
Begitu banyak manifestasi gejala akibat
cemas. Begitu banyak pula penderita
yang terkecoh, menganggap fisiknya yang
sakit, sehingga mereka gonta-ganti dokter
sampai minta dilakukan operasi dan
bahkan ada yang minta bantuan dukun.
Dengan begitu, bahwa cemas menjadikan
seseorang tidak rasional lagi. Karena itu,
selagi Anda masih dapat berpikir rasional,
kenalilah gejala cemas yang sakit
(anxietas) itu.
Kecemasan pada umumnya berhubungan
dengan adanya situasi yang mengancam
atau membahayakan. Dengan berjalannya
waktu, keadaan cemas tersebut biasanya
akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada
keadaan cemas yang berkepanjangan,
bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan
suatu faktor penyebab atau pencetus
tertentu. Hal ini merupakan pertanda
gangguan kejiwaan yang dapat
menyebabkan hambatan dalam berbagai
segi kemampuan dan fungsi sosial bagi
penderitanya. Tidaklah mudah untuk
membedakan cemas yang wajar dan
cemas yang sakit. Karena keduanya
merupakan respons yang umum dan
normal dalam kehidupan sehari-hari.
Keadaan cemas yang wajar merupakan
respons terhadap adanya ancaman atau
bahaya luar yang nyata jelas dan tidak
bersumber pada adanya konflik.
Sedangkan cemas yang sakit (anxietas)
merupakan respons terhadap adanya
bahaya yang lebih kompleks, tidak jelas
sumber penyebabnya, dan lebih banyak
melibatkan konflik jiwa yang ada dalam
diri sendiri.
Sebenarnya, di antara berbagai jenis
gangguan cemas, yang umum dikenal
adalah gangguan panik dan gangguan
cemas menyeluruh (anxietas).
Anxietas
Cemas itu timbul akibat adanya respons
terhadap kondisi stres atau konflik.
Rangsangan berupa konflik, baik yang
datang dari luar maupun dalam diri
sendiri, itu akan menimbulkan respons
dari sistem saraf yang mengatur
pelepasan hormon tertentu. Akibat
pelepasan hormon tersebut, maka
muncul perangsangan pada organ-organ
seperti lambung, jantung, pembuluh
daerah maupun alat-alat gerak. Karena
bentuk respons yang demikian, penderita
biasanya tidak menyadari hal itu sebagai
hubungan sebab akibat.
Apakah seseorang akan mengalami
anxietas atau tidak dan berapa beratnya,
sangat tergantung pada berbagai faktor.
Faktor itu ada yang bersumber pada
keadaan biologis, kemampuan
beradaptasi/mempertahankan diri
terhadap lingkungan yang diperoleh dari
perkembangan dan pengalamannya, serta
adaptasi terhadap rangsangan, situasi
atau stressor yang dihadapi.
Setiap anxietas selalu melibatkan
komponen kejiwaan maupun
organobiologik walaupun pada tiap
individu bentuknya tidak sama.
Kebanyakan gejala tersebut merupakan
penampakan dari terangsangnya sistem
saraf otonom maupun viceral.
Penderita ada yang mengeluh menjadi
sering kencing atau malah sulit kencing,
mulas, mencret, kembung, perih di
lambung, keringat dingin, berdebar-
debar, darah tinggi, sakit kepala dan sesak
napas. Pada sistem alat gerak dapat
timbul kejang-kejang, nyeri oto, keluhan
seperti rematik dan lainnya.
Pada kasus yang lebih berat dapat
menimbulkan kepanikan. Pada orang-
orang sibuk, eksekutif yang selalu
mendambakan vitalitas dan kebetulan
kena anxietas tetapi dia menyadari
adanya gejala berupa darah tinggi atau
berdebar-debar seperti mau serangan
jantung, misalnya akan menimbulkan rasa
takut yang berlebihan sehingga dapat
menjadi stressor baru yang lebih besar.
Dengan demikian, hilang-timbulnya
serangan anxietas menjadi siklus yang
semakin lama semakin berat sehingga
dapat menyebabkan penderita jatuh ke
kondisi yang sangat buruk. Biasanya
pengalaman terhadap serangan tersebut
menjadi traumatik sehingga bila ada
keadaan atau kejadian yang mirip dengan
trauma tersebut akan menimbulkan
serangan ulang.
Traumatik
Pada orang-orang yang menderita
kecemasan menyeluruh, penghayatan
terhadap kecemasannya secara subyektif
lebih dirasakan daripada keluhan-keluhan
fisik seperti berdebar-debar dan lainnya.
Hal buruk lainnya, terutama bagi pelajar
atau orang aktif, dengan adanya anxietas
adalah terganggunya proses pikir,
konsentrasi yang dengan sendirinya juga
mengganggu proses belajar dan persepsi.
Keadaan ini akan menimbulkan hambatan
dalam tugas dan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, orang yang dalam keadaan
takut dan cemas cenderung untuk
selektif dalam berpikir dan menjadi tidak
tajam pengamatannya terhadap hal-hal
lain, kecuali akan hal-hal yang menghantui
pikirannya dan kecemasannya. Akibatnya
timbul sikap apriori dan berprasangka.
Pada gangguan panik umumnya,
penderita datang ke dokter biasanya
sudah menunjukkan penampilan dan
ekspresi cemas yang jelas. Adapun gejala
yang mencolok pada serangan pertama
biasanya adalah gejala-gejala fisik seperti
berdebar-debar, sesak dan sebagainya,
yang datang secara mendadak, sehingga
penderita menjadi takut dan cemas.
Serangan selanjutnya akan dimulai
dengan serangan cemas yang datang
mendadak tanpa penyebab yang jelas.
Dalam beberapa menit, perasaan cemas
itu diikuti oleh keluhan berdebar-debar,
sesak napas, keringat dingin dan
sebagainya, sehingga cemas dan
ketakutan kian menjadi-jadi. Bahkan
seringkali disertai perasaan mau mati
yang sangat mengganggu dan
menyakitkan.
Walaupun serangan tersebut berlangsung
tidak terlalu lama, setidaknya kurang dari
satu jam, tetapi dampak cemas dan takut
bisa berkepanjangan. Setiap kali
mendapat serangan, penderita
merasakannya sebagai pengalaman
traumatik. Dan di antara serangan panik
seringkali penderita mengalami gejala
kecemasan yang bersifat antisipatorik.
Keadaan ini berbeda dari anxietas pada
cemas menyeluruh.
Keadaan traumatik menyebabkan
penderita cenderung untuk mengaitkan
serangan panik dengan situasi yang
dianggap berkaitan datangnya serangan,
misalnya kalau berada di tempat ramai,
terjebak di jalan macet, bepergian sendiri
dan sebagainya. Dengan demikian, bahwa
gangguan panik berlanjut disertai
agorafobia. Sementara itu, pada gangguan
cemas menyeluruh (GCM) biasanya
mengalami gangguan yang berlangsung
menahun. Keluhan utama yang menonjol
adalah kecemasan/kekhawatiran yang
berlebihan mengenai berbagai hal yang
sebenarnya tidak beralasan. Kecemasan
tersebut tidak hanya datang sesekali,
tetapi hampir setiap waktu, lebih dari
enam bulan.
Penderita GCM biasanya tidak dapat
tenang, resah, gemetaran, cepat lelah,
otot terasa sakit atau tegang disertai
gejala saraf otonom seperti keringat
dingin dan lainnya. Penderita jadi sangat
peka sehingga seringkali mengeluh
mudah terkejut, merasa terpojok, cepat
tersinggung, susah konsentrasi dan tidur
yang terganggu. Dengan mengenali
gejala-gejala tersebut timbul, mungkin
Anda tidak akan terkecoh lagi dengan
gangguan fisik akibat kecemasan yang
tidak rasional, sehingga Anda bisa
langsung minta bantuan dokter ahli jiwa
untuk mengatasinya.
Sumber:situs kesehatan

Tidak ada komentar: