Rabu, 24 April 2013

Dalil Yasinan

Sedikit-sedikit minta dalil, sedikit-sedikit
minta dalil !!!!!!
Ini dalil tahlilan/maulidan/yasinan/7
bulanan/selamatan !!!!
1.Dalil pengkhususan waktu selamatan
kematian (1 hari,3 hari,40 hari dstrsnya).
“Termashurlah selamatan yang diadakan
pada hari pertama, ketujuh, empat puluh,
seratus dan seribu"
(Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti
hal. 99, 192, 193).
Perintah penyembelihan hewan pada hari
tersebut:
“Tuhan telah menciptakan hewan untuk
upacara korban, upacara kurban telah
diatur sedemikian rupa untuk kebaikan
dunia.”
(kitab Panca Yadnya hal. 26, Bagawatgita
hal. 5 no. 39).
Perkataan ulama':
“Upacara selamatan untuk memperingati
hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40,
100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran
Hindu”
(Ida Bedande Adi Suripto laknatullah
'alaihi,lihat kitab “Nilai-nilai Hindu dalam
budaya Jawa).
2.Dalil selamatan (kenduri/kenduren):
Sloka prastias mai pipisatewikwani widuse
bahra aranggaymaya jekmayipatsiyad
aduweni narah”. “Antarkanlah sesembahan
itu pada Tuhanmu Yang Maha
Mengetahui”. Yang gunanya untuk
menjauhkan kesialan"
(kitab sama weda hal. 373 no.10).
a. Dewa Yatnya (selamatan) Yaitu korban
suci yang secara tulus ikhlas ditujukan
kepada Sang Hyang Widhi dengan jalan
bakti sujud memuji, serta menurut apa
yang diperintahkan-Nya (tirta yatra) metri
bopo pertiwi.
b. Pitra Yatnya Yaitu korban suci kepada
leluhur (pengeling- eling) dengan memuji
yang ada di akhirat supaya memberi
pertolongan kepada yang masih hidup.
c. Manusia Yatnya Yaitu korban yang
diperuntukan kepada keturunan atau
sesama supaya hidup damai dan tentram.
d. Resi Yatnya Yaitu korban suci yang
diperuntukan kepada guru atas jasa ilmu
yang diberikan (danyangan).
e. Buta Yatnya Yaitu korban suci yang
diperuntukan kepada semua makhluk yang
kelihatan maupun tidak, untuk kemulyaan
dunia ini.
(kitab Siwa Sasana hal. 46 bab ‘Panca maha
yatnya’ dan pada Upadesa hal. 34).
APA DASAR YANG LAIN DIDALAM
HINDU ??? :
# RUKUN IMAN HINDU (PANCA SRADA)
yang harus diyakini umat hindu
1. Percaya adanya sang hyang widhi.
2. Percaya adanya roh leluhur.
3. Percaya adanya karmapala.
4. Percaya adanya smskra manitis.
5. Percaya adanya moksa.
# PANCA SRADA punya rukun, yaitu:
• PANCA YAJNA (artinya 5 macam
selamatan).
1. Selamatan DEWA YAJNA (selamatan yang
ditujukan pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau biasa dikenal orang dalam istilah
dengan,” memetri bapa kuasa ibu pertiwi “)
.
2. Selamatan PRITRA YAJNA (selamatan
yang DI TUJUKAN PADA LELUHUR).
3. Selamatan RSI YAJNA (selamatan yang
ditujukan pada guru atau kirim do’a yang
ditujukan pada Guru, biasanya di punden/­
ndanyangan ). Kalau di kota di namakan
dengan nama lain yaitu “SELAMATAN
KHAUL” memperingati kiyainya/gurunya
&semisalnya , yang meninggal dunia.
4. Selamatan MANUSIA YAJNA (selamatan
yang ditujukan pada hari kelahiran atau
dikota disebut “ULANG TAHUN” ).
5. Selamatan BUTA YAJNA (selamatan yang
ditujukan pada hari kebaikan ), misalnya
kita ambil contoh biasanya pada beberapa
masyarakat islam (jawa) melakukan
selamatan hari kebaikan pada awal bulan
ramadhan yang disebut “selamatan
MEGENGAN”.
AKIBAT YANG TIDAK DI SELAMATI DALAM
KEYAKINAN HINDU, yaitu:
Pertanyaan ?
orang tua kalau tidak diselamati apa rohnya
gentayangan?
Buka dalilnya DIKITAB SUCI UMAT HINDU
dikitab SIWASASANA HALAMAN 46-47
CETAKAN TAHUN 1979. Bagi yang tidak
mau selamatan mereka di peralina hidup
kembali dalam dunia bisa berwujud menjadi
hewan atau bersemayam di dalam pohon,
makanya kalau anda ke Bali banyak pohon
yang dikasih kain-kain dan sajen-sajen itu,
karena mereka meyakini roh nya ada dalam
pohon itu, dan bersemayam dalam benda-
benda bertuah misal keris dan jimat, di hari
sukra umanis (jum’at legi) keris atau jimat
di beri bunga&sajen-sajen.
DEWA ASURA akan marah besar jika orang
tidak mau melakukan selamatan maka
dewa asura akan mendatangkan bala/
bencana & membunuh manusia yang ada di
dunia.
DEWA ASURA atau dikenal dalam
masyarakat dengan nama BETHARAKALA ,
anak ontang anting harus diruwat(ritual
dengan selamatan&sajen) karena takut
betharakala , sendhang kapit pancuran
(anak wanita diantara kedua saudara
kandung anak laki-laki) diruwat karena
takut betharakala, rabi ngalor ngulon
merga rawani karo betharakala (nikah tidak
boleh karena rumahnya menghadap
utara&barat, karena takut celaka ).
# AKIBAT YANG DI SELAMATI DALAM
KEYAKINAN HINDU, yaitu:
Dalam keyakinan hindu bagi yang mau
selamatan maka mereka langsung punya
tiket ke surga.
2. NASI TUMPENG
Konsep dalam agama hindu : dalam kitab
MANAWA DHARMA SASTRA WEDHA
SMRTI ,BAGI ORANG YANG BERKASTA
SUDRA(KASTA YANG RENDAH) YANG TIDAK
BISA MEMBACA KALIMAT PERSAKSIAN :
HOM SUWASTIASU HOM AWI KNAMASTU
EKAM EVA ADITYAM BRAHMAN ,BAGI
YANG TIDAK BISA MENGUCAPKAN
KALIMAT DALAM BAHASA SANSEKERTA
DIATAS SEBAGAI PENGGANTINYA MAKA
MEREKA CUKUP MEMBIKIN TUMPENG,
BENTUKNYA ADALAH SEGITIGA, SEGITIGA
YANG DIMAKSUT ADALAH TRIMURTI
(SHIVA, VISHNU, BRAHMA=>BRAHMAN)
ARTINYA TIGA MANIFESTASI IDA SANG
HYANG WIDHI WASA , UMAT HINDU
MENGATAKAN BARANGSIAPA YANG
MEMBIKIN TUMPENG MAKA DIA SUDAH
BERAGAMA HINDU.
Dikitab BAGHAWAGHITA di jelaskan
TUHAN nya orang hindu lagi minum dan
ditengahnya ada tumpeng, dan di depan
dewa brahma ada sajen-sajen
3. Pemberangkatan mayat diwajibkan
dipamitkan di depan rumah lalu beberapa
sanak keluarga akan lewat di bawah tandu
mayat (tradisi brobosan), karena umat
hindu meyakini brobosan sebagai wujud
bakti pada orang tua dan salam pada dewa,
dalam hindu mayat di tandu lalu diatasnya
diberi payung, pemberangkatan mayat
menggunakan sebar/sawur bunga,
uanglogam, beraskuning,dll, lalu bunga di
ronce(dirangkai dengan benang )lalu di
taruh/dikalungkan di atas beranda mayat.
Hindu meyakini :
a. Bunga warna putih mempunyai kekuatan
dewa brahma.
b. Bunga warna merah mempunyai
kekuatan dewa wisnu.
c. Bunga warna kuning mempunyai
kekuatan dewa siwa.
Umat hindu berkeyakinan bunga itu
berfungsi sebagai pendorong do’a
(muspha/trisandya)&pewangi.
4. KETUPAT
Didalam hindu roh anak menjelang hari
raya pulang kerumah, sebagai
penghormatan orang tua kepada anak,
maka biasanya hindu setelah hari raya di
pasang kupat diatas pintu dan di bagi-
bagikan tetangga.
Dengan penjelasan diatas maka teranglah
bahwa ritual-ritual itu bukanlah sesuatu
yang baru (bid'ah) dalam agama hindu,
dikatakan bid'ah apabila itu dikerjakan oleh
umat islam dan dianggap bagian dari ajaran
islam. Seperti yang kita ketahui agama
islam lahir ribuan tahun setelah adanya
agama hindu tersebut. Hanya saja
beberapa "orang hindu" itu menggunakan
kalimat TAHLIL (Laa ilaha illallah) atau
membaca surat YASIN pada ritual-ritual
tersebut. Jadilah serupa tapi tak sama
dengan ajaran islam. Islam tidaklah
mengenal ritual-ritual tersebut, tidak
ditemukan dalilnya baik didalam Alqur'an
Al hadits maupun ijma' para sahabat.
meminjam istilah fiqih "laukana khairan
Lasabaquunaa ilaihi" (kalaulah seandainya
perbuatan/amal itu baik, tentulah para
sahabat mendahului kita mengerjakannya).
Islam adalah agama yang sempurna, tidak
perlu lagi ditambah-tambahi dengan
syari'at baru, bahkan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mewasiatkan kpd kita agar
menjauhi bid'ah dalam sabdanya:
“Jauhilah semua perkara baru (dalam
agama), karena semua perkara baru (dalam
agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah
merupakan kesesatan”.
(HR Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi, 2676;
Ad Darimi; Ahmad; dan lainnya).
“Sesungguhnya sebaik baik perkataan
adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk muhammad sholullah alaihi
wasalam, sejelek-jelek perkara adalah yang
diada-adakan, setiap yang diada-adakan
adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat
dan setiap kesesatan tempatnya di neraka”
(HR Abu dawud , an-Nasa’i, Ahmad).
Kita tentu tak mau agama kita yang mulia
ini mengalami nasib serupa seperti agama-
agama samawi lainnya (Yahudi dan Kristen)
dimana alasan adat budaya telah
mengambil alih dalil-dalil utama kitab suci
sendiri. Karena alasan menghormati leluhur
dan budaya lokal.
Allah azza wajalla telah memperingati kita
dalam firmanNya:
”Dan apabila dikatakan kepada
mereka :”Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah”. Mereka menjawab :
”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa
yang telah kami dapati dari (perbuatan)
nenek moyang kami”. Apakah mereka akan
mengikuti juga, walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui suatu apapun,
dan tidak mendapat petunjuk?”
(Qs. Al-Baqarah:170).
Allah juga berfirman:
“Dan janganlah kamu mencampuradukka n
Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah
kamu sembunyikan kebenaran sedangkan
kamu mengetahuinya”
(Qs. Al-Baqarah:42).
Allah menyuruh kita untuk tidak boleh
mencampuradukkan ajaran agama islam
(kebenaran) dengan ajaran agama Hindu
(kebatilan) tetapi kita malah ikut perkataan
manusia bahwa mencampuradukkan agama
itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari
Allah?
Selanjutnya Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah setan. Sesungguhnya
setan itu musuh yang nyata bagimu”.
(Qs. Al-Baqarah:208).
Allah menyuruh kita dalam berislam secara
kaffah (menyeluruh) tidak setengah-
setengah. Setengah Islam setengah
Hindu.!!!
Sumber:mari belajar islam

Tidak ada komentar: