Sabtu, 23 Februari 2013

Rendah hati itu baik tapi jangan rendah diri

"MERENDAH LAH"
Kerendahan hati yang bisa meninggikan
derajat seseorang..
Kesombonganlah yang merendahkan
martabat seseorang..
Ketika diri menganggap lebih tinggi dari
orang lain, disitulah diri mulai terperdaya,
penyakit hati mulai muncul mulai dari ujub,
ghurur sampai dengan takabur,
Naudzubillah..
Merendah untuk menjadi lebih tinggi..
Bukankah kerendahan hati yang menuntun
kita untuk selalu mawas diri dan melihat
kekurangan-kekurangan diri..?
Dengan merendah, akan lebih mudah diri
kita untuk melihat kelebihan & potensi
orang lain, menghormati, menghargai dan
selalu bersedia melayaninya sepenuh hati
serta mampu bersinergi dengannya..
Merendah untuk menjadi lebih tinggi..
Sudah terlalu banyak cerita-cerita masa
lalu, dimana manusia-manusia yang diliputi
kesombongan berakhir dengan kehinaan..
Tak perlu kita memperpanjang deretan
cerita tersebut dengan menduplikasi sifat-
sifat mereka, karena hanya akan terjadi
pengulangan sejarah yang kelabu..
Merendah untuk menjadi lebih tinggi..
Setiap orang pasti punya keunikan &
kelebihan yang tidak dimiliki orang lain..
Seorang penjaja gorengan keliling pasti
mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki
seorang saudagar kaya raya..
Seorang Guru TK mempunyai kelebihan
yang tidak dimiliki Guru Besar dengan gelar
Profesor..
Merendah untuk menjadi lebih tinggi..
Mulai detik ini, tidak ada lagi kesombongan
yang berpalsu-palsu merendahkanku..
hanya ada kerendahan yang nyata-nyata
memuliakanku..
Semoga..!!!
Hanya kepada-Mu aku memohon Ya Allah,
karena hanya Engkau-lah yang pantas
memiliki sifat Sombong..


Sumber:BDT

Wanita teladan

Aisyah

Keteladanan rumah tangga Rasulullah SAW dengan Khadijah RA memberikan inspirasi yang tak ada habisnya. Perbedaan usia, Rasulullah baru berumur empat puluh tahun dan istrinya sudah lima puluh tahun, tak jadi masalah.

Jasa Khadijah begitu besar dan tak akan mungkin dilupakan. Selama Muhammad berkhalwat di gua Hira, Khadijahlah yang membawakan makanan dan minuman untuk suaminya. Padahal, jarak menuju gua Hira sangat jauh. Gua itu terletak di Puncak Jabal Nur yang tinggi serta berbatu-batu runcing.

Sesudah mendapatkan wahyu, Muhammad menggigil kedinginan. Khadijah menyelimutinya dengan penuh kasih sayang. Hati Rasulullah kian tentram, setelah mendengar pernyataan Khadijah yang beriman kepadanya.

Allah memanggil Khadijah. Khadijah pun meninggal. Rasulullah sangat bersedih. Justru tatkala kelembutan serta kebijaksanaanya dibutuhkan, pada saat-saat rawan menghadapi perlawanan kaum musyrikin di awal penyebaran dakwahnya.

Hingga tiga tahun lamanya Rasulullah tetap menduda. Setelah berpindah ke Madinah, barulah beliau bersedia menikah dengan Aisyah, putri sahabatnya sendiri, Abu Bakar As-Shiddiq RA.

Menurut beberapa riwayat, Aisyah seorang gadis cantik. Dan ia satu-satunya istri Rasulullah yang dinikahi ketika masih gadis. Akan tetapi, tak mudah bagi Rasulullah untuk dapat menghilangankan kenangan indah bersama Khadijah yang usianya terpaut lima belas tahun lebih tua. Seringkali Nabi mengigau, dan dalam igaunya yang sering disebut-sebut adalah Khadijah.

Jika kebetulan sedang makan berdua, Nabi minta disediakan tiga piring makanan. Dengan keheranan Aisyah bertanya, "Untuk siapa piring yang ketiga ini? Bukankah kita cuma berdua?" Nabi menjawab, "Yang sepiring akan kusedekahkan bagi orang lain. Pahalanya aku berikan untuk Khadijah."

Lama-lama Asiyah tak tahan lagi melihat kondisi ini. Ia bertanya, "Ya Rasulullah. Di hadapanmu ini ada seorang istri yang cantik jelita. Masih muda dan segar. Amat setia kepada suami. Tapi, kenapa masih kau sebut-sebut juga istri yang sudah meninggal, yang kau nikahi dalam usia lanjut? Apa sebabnya? Dan apa rahasianya kemulian wanita yang sudah janda dua kali sebelum jadi istrimu itu?"

Nabi SAW dengan bijak tetapi tegas menjawab, "Aisyah, Khadijah sungguh amat mulia. Allah tak akan pernah menggantikan untuku seorang istri yang lebih baik daripadanya."

"Apa keistimewaannya, ya Rasulullah?" Tanya Aisyah lebih lanjut, penuh rasa ingin tahu. Nabi menjawab, "Khadijah mencintaiku pada saat aku sedang sengsara. Khadijah beriman kepadaku pada waktu orang lain tak percaya dan menganggapku gila. Khadijah memberikan banyak sekali pengorbanan untukku ketika orang lain menolakku dan memusuhiku. Patutkah aku melupakan perempuan seagung itu, walaupun misalnya ia bukan istriku? Dan ia adalah istriku, Aisyah. Ia tetap istriku hingga kapan pun juga. Maut sesekali pun tak mampu memisahkan hubungan suami istri, kecuali secara lahiriah dan berdasarkan hukum telah terpisah di dunia."

***

Cemburu dalam kehidupan rumah tangga adalah hal yang wajar. Yang tak wajar adalah rasa cemburu yang berlebihan. Ini membuat hubungan suami istri jadi tidak harmonis. Cemburu dalam batas kewajaran, membuat hubungan suami istri tambah romantis. Istri cemburu, itu tanda cinta. Tak mungkin istri yang cinta, tak pernah cemburu.

Hikmah istri cemburu adalah istri akan terus meningkatkan pelayanan pada suminya. Ia akan berusaha membahagiakan suaminya supaya tak jatuh ke lain hati. Suami yang shaleh, akan mensyukuri keberadaan istri dengan kekurangannya dan berusaha menyenangkannya.

Sejarah mencatat, Rasulullah punya istri lebih dari satu. Dan sejarah juga mencatat, bagaimana kesuksesan Rasulullah dalam membina keluarga. Kita tahu, kesuksesan dakwah beliau tak bisa lepas dari peran istri-istrinya. Hawa nafsu bukanlah motivasi Rasulullah untuk berpoligami. Untuk kemajuan dakwah Islamlah beliau melakukan hal itu.

Islam membolehkan laki-laki untuk punya istri lebih dari satu. Allah SWT  berfirman, "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. An-Nisa : 3).

Maksud adil pada istri adalah sekadar yang dapat dilakukan seorang untuk berlaku adil, misalnya dalam soal membagi waktu, nafkah, pakaian, dan tempat tinggal. Adapun yang tak dapat dilakukan manusia, seperti melebihi cintanya kepada salah seorang istri, maka tidak termasuk dosa. (Alhamdani, 1989).

Dalam kisah di atas sudah jelas, Rasulullah lebih mencintai Khadijah dibandingkan pada istri-istrinya yang lain. Tapi, bukan berarti pada istrinya yang lain tak cinta. Melainkan, cintanya pada Khadijah punya nilai lebih. Rasulullah sendiri mengakui, ia tak bisa adil soal membagi cinta. Rasulullah pernah berdo'a, "Ya Allah, inilah pembagianku yang mampu saya laksanakan, janganlah Engkau mencela tentang yang Engkau miliki dan tidak saya miliki (keadilan cinta)."

Berat ketika suami berpoligami sebenarnya tak hanya dirasakan istri. Suami pun merasakan hal serupa. Bagi suami yang shaleh, untuk berpoligami perlu banyak pertimbangan. Pertimbangan bagaimana mengurus dua istri dan anak-anaknya dalam hal menafkahi dan membimbing mereka supaya mengenal dan dekat dengan Allah. Kalau  ilmu agama suami belum memumpuni dan tak mau belajar, kehancuran akan menghinggapi kehidupan rumah tangganya. Dan bagaimana pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.  

"Barang siapa yang memiliki dua istri, sementara ia lebih berpihak pada salah satu di antaranya, maka ia akan datang pada hari kiamat sambil menyangga sebelah badannya." (Hadits diriwayatkan oleh lima Imam).

Diakui, tak sedikit yang menolak pologami. Tak sedikit pula orang yang menolak poligami, tapi kenyataannya mereka punya istri lebih dari satu. Apakah itu secara syah atau tidak. Seorang Presiden yang menolak keras praktik poligami, tapi nyatanya ia sendiri punya istri hampir di semua negara yang dikunjunginya. Contoh lain, Morse Tshombe, menolak keras poligami, tapi ia
sendiri punya prinsip, biar istri satu yang penting sekretaris tiap tahun ganti.

Kecenderungan lelaki untuk punya istri lebih dari satu memang ada. Sebelum Islam datang, suami yang punya istri banyak cukup mewabah. Di antaranya ada yang tanpa perkawinan terlebih dahulu. Akibatnya penyakit akibat tak sehat dalam hubungan suami istri cuku mewabah. Islam datang untuk membatasi hal itu. Islam membolehkan suami punya istri maksimal empat. Dan dengan syarat-syarat yang perlu dipenuhi terlebih dahulu. 

Wallahu a'lam bi ash-shawab.

Sumber:word wide web